Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

IBU PULANGLAH

Ibu, pulanglah

Ibu
Entah serupa kabarmu disana, sungguh kami tak dapat menduganya ibu. Konon tempatmu adalah secantik-cantiknya tempat. Tak ada yang serupa dengan tempat kami. Ingin kami kesana, tapi kami belum mampu ibu.

Ibu
Serupa apapun kabarmu disana. Aku mohon ibu, sungguh kumohon ibu pulanglah. Pulanglah ibu, meski hanya sesaat. Basuh rindu kami, lapar kami, dahaga kami, cinta kami, sayang kami.

Ibu...
Kami merindumu. Rindu akan ocehanmu yang menempa kami menjadi tak mudah mengeluh.

Ibu..
Kami lapar. Lapar akan hukumanmu yang mengajari kami tak lalai

Ibu...
Kami haus, tenggorokan kami kering tak pernah meneguk sindiran-sindiran satirmu. Sindiran yang membuat kami peduli pada sesama.

Ibu...
Pulanglah, janjiku pada ibu telah kutunaikan. Anakmu semua sudah sekolah yang tinggi, tinggi sekali. Melebihi takaran tinggi yang ibu ceritakan dulu.

Ibu...
Pulanglah ibu, Pulang....
Lihatlah ibu, anakmu sudah mengantongi dompetnya masing-masing. Pulanglah ibu, kami ingin membagi isinya untukmu ibu. Membayar impian ibu, hendak duduk di lego-lego rumah kita, menanti anakmu pulang kerja dan bersama menikmati peluh keringatnya.

Ibu...
Pulanglah Ibu..
Bukankah ibu pernah berjanji, akan menanakkan nasi songkolo hitam untuk kami, saat kami lapar dan lelah sepulang kerja.

Ibu...
Lihatlah, lihatlah ibu
Telah kuhadirkan teman riangmu. Cucumu kini makin lincah, suka berceloteh, menari dan berteriak memancing tawa. Menampakkan giginya yang keropos, mirip dengan gigi ibu dulu. Tidakkah ibu ingin bermain bersamanya? Peluklah cucumu ibu.

Ibu...
Tataplah Ibu
Kini telah ibu miliki menantu terbaik seperti yang ibu impikan. Perawakannya seperti, cantiknya seperti ibu, sabarnya seperti ibu. Tidakkah ibu ingin memberinya kesempatan untuk belajar menjadi ibu yang sempurna? Ajarilah menantumu ibu.

Ibu...
11 tahun sudah disana, tidakkah ibu jenuh? Ataukah ibu sudah cukup percaya pada kami jika kelak kami akan menyusul ibu kesana.

Ibu...
Jika ibu bersedia pulang, ajaklah ayah turut serta, 24 tahun sudah ayah disana. Adik-adikku sudah lupa dengan wajahnya.

Ibu...
Jangan lupa ajak saudara kami juga pulang, umurya sekarang sudah 27. Kami ingin melamat rupanya, mungkinkah ia lebih rupawan dari kami bertiga?

Ibu...
Disini, ditempat kami. Orang-orang sedang merayakan hari ibu, pun juga dengan kami, merayakankah dengan haru dan rindu. Jika ibu tak sempat pulang, cukuplah air mata kami yang menggelinding mencari dan menemanimu disana. 

2 comments for "IBU PULANGLAH"