Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Pepatah Makassar; Sastra Klasik Makassar Bagian 1

1. Akbissai mingka jeknek nakjisik napabissa.
Artinya: “beristinja tetapi air najis yang dipakai membersihkannya”. Orang yang berusaha memperbaiki diri dari kesalahan masa lalunya, tetapi cara yang ditempuhnya bertentangan dengan ajaran agama Islam.

2. Angulummi naung batu lompoa nanggulung naik batu-batu cakdia.
Artinya: “batu besar sudah bergulir ke bawah, sedangkan batu kecil bergulir ke atas”. Ungkapan yang menggambarkan situasi di mana orang-orang yang berpangkat atau berpengaruh (pemimpin) sudah kehilangan kewibawaaanya, sementara karena suatu hal ada orang-orang kecil (yang dulunya tidak terkenal) muncul ke permukaan dan menjadi panutan orang.

3. Apa nagaukang lima kananga takkulleai naasseng lima kairia.
Artinya: “apa yang dilakukan tangan kanan tidak perlu diketahui tangan kiri”. Memberi pertolongan atau bantuan pada orang lain tak perlu diketahui atau diumumkan pada orang banyak.Himbauan aga dalam memberikan sumbangan dilakukan dengan ikhlas, bukan untuk memperoleh pujian.

4. Bajikangangi tattilinga naia tallanga.
Artinya: “lebih baik miring daripada tenggelam”. Biasanya menjadi semboyan para pedagang kecil yang maksudnya: lebih baik rugi sedikit daripada hancur. Atau dapat juga diartikan: lebih baik berkorban daripada menjadi korban.

5. Ciniki gauka naia nualle carammeng lakba.
Artinya: “amatilah setiap perbuatan, lalu jadikan cermin lebar”. Kita harus pandai-pandai mengamati keadaan sekitar kita, yang baik dijadikan pelajaran dan pedoman kemudian diteladani dan diamalkan. Sementara yang buruk dijadikan contoh buruk untuk tidak ditiru dan kalau perlu dibuang jauh-jauh.

Post a Comment for "Kumpulan Pepatah Makassar; Sastra Klasik Makassar Bagian 1"