Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Pepatah Makassar; Sastra Klasik Makassar Bagian 3

11. Lakbirangi ammatika nassolonga.
Artinya: “lebih baik menetes daripada mengalir”. Semboyan yang umumnya dipakai oleh para pedagang kecil. Yaitu, lebih baik rugi sedikit daripada habis seluruhnya. Lebih baik sedikit berkorban, daripada benar-benar menjadi korban.

12. Lalang dolangampi naerok ingak, basapi naerok appayung.
Artinya: “nanti di tengah pelayaran baru mau ingat (bertobat), sudah basah baru mencari payung”. Kiasan yang menggambarkan bagaimana orang yang terlambat menyadari kekeliruannya. Misalnya, sudah sakit keras dan menjelang sekarat baru mau beriman terhadap Tuhan YME.

13.  Lima ratea lakbiriki naia lima rawaya.

Artinya: “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”. Memberikan bantuan lebih utama (lebih baik) daripada menengadahkan tangan (menerima bantuan). Demikian pula memberi maaf, lebih mulia daripada menerima permaafan.

14. Lipakmi lipaknu, bajuni bajunmu, takgalakmi sekre-sekrea.

Artinya: “pakailah sarungmu, pasanglah bajumu, berpeganglah pada yang satu”. Peringatan kepada orang yang sedang sakit keras atau sekarat agar pelajaran yang pernah dipelajari, terutama yang berhubungan dengan jalan kematian sesuai norma agama dimanfaatkan atau digunakan.

15. Lompo kayua tongi tambukunna, cakdi katua cakdi tongi tambukunna.
Artinya: “besar kayu besar pula matanya, kecil kayu kecil pula matanya”. Orang jika memiliki penghasilan sedikit, pengeluarannya pun umumnya juga kecil. Namun, begitu penghasilannya naik, pengeluarannya juga meningkat. Artinya, ketika penghasilan makin tinggi ternyata tambah tinggi (banyak) pula kebutuhan hidup yang bersangkutan.

2 comments for "Kumpulan Pepatah Makassar; Sastra Klasik Makassar Bagian 3"

  1. maaf saudara..ada beberapa kata yg tidak sesuai dgn bahasa makassar.mohon di koreksi kembali,,,terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tabe Parner, mohon bantuannya untuk memberikan koreksinya.

      Delete