Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Identitas Makassar; Sistem Organissi Sosial (bagian 7)


Masyarakat tradisional Makassar sangat ketat memegang adat yang berlaku, terutama dalam pelapisan sosial. Pelapisan sosial masyarakat yang tajam merupakan suatu ciri khas bagi masyarakat Sulawesi Selatan (Mattuada, 1997)[1]. Secara umum masyarakat orang Makassar mengenal tiga tingkatan sosial (kelas sosial). Ketiga lapisan tersebut adalah Ana’ Karaeng, To Maradeka dan Ata.

Lapisan pertama adalah anak raja yang bobot kebangsawanannya masih murni dan dapat mewarisi tahta kerajaannya. Lapisan pertama dapat dibagi atas :


1. Ana’ Ti’no, terbagi :
a. Ana’ Pattola, Ana’ Pattola berhak mengganti raja.
b. Ana’ Manrapi, ia dapat menggati raja jika Ana’ Pattola tidak ada atau dianggap kurang mampu untuk menduduki tahta.

2. Ana’ Sipuwe, dapat dibagi:
a. Ana’ Sipuwe Manrapi, yaitu anak yang lahir dari ayah To’no (Pattola/Manrapi) dan ibu dari golongan yang tingkatnya di bawah Ana’ Ti’no, Ana’ Sipuwe Manrapi dapat diangkat menjadi raja (Somba ri Gowa).
b. Ana’ Sipuwe, yaitu anak yang lahir dari Ana’ Pattola atau Ana’ Manrapi dengan ibu dari To Maradeka (bukan hamba) atau orang baik.

3. Ana’ Cera’, yaitu anak yang lahir dari Ana’ Pattola atau Manrapi dengan ibu dari kalangan budak.

4. Ana’ Karaeng Sala, yaitu anak yang lahir dari Ana’ Sipuwe atau Ana’ Cera dengan ibu dari ibu orang merdeka.

Lapisan kedua disebut To Maradeka, juga terbagi atas dua bagian yaitu Tobaji (Orang Baik) dan Tosamara (Orang Biasa). Sedangkan lapisan ketiga adalah Ata (Hamba), juga dibagi atas tiga lapisan, yakni Ata Sossorang (Hamba turun-temurun), Ata Ribuang (hamba karena hukuman, seperti berbuat kesalahan sehingga ia dijatuhi hukuman atau kalah dalam peperangan) dan Ata Tai Jangang (hamba yang diperbudak oleh orang yang pernah jadi To Samara.

--------------------
[1] Mattuladda, 1974. Bugis Makassar, Manusia dan Kebudayaan. Makassar. BeritaAntropologi No. 16 Fakultas Sastra UNHAS.

Post a Comment for "Mengenal Identitas Makassar; Sistem Organissi Sosial (bagian 7)"